PRN JAKARTA – Berawal dari iming-iming bisnis printing yang menjanjikan, Harun harus mengalami kerugian karna tertipu sampai puluhan juta rupiah.
Dalam benak Harun bisnis printing memang menjanjikan,, melalui M Dudy Ridwan teman sekolah saat di Jakarta, Harun membeli mesin printing second tahun 2017 di Baharizki yang keduanya bekerja di PT Aneka Warna.
Menurut Harun, dalam perjalanan bisnisnya tidak semulus yang dibayangkan, pasalnya masalah tak kunjung selesai ada saja kerusakan mesin tersebut pada printheadnya sehingga tidak bisa beroperasional dengan baik.
Selanjutnya, dalam kebingungan Harun komplin kepada Rizki dan selanjutnya diperkenalkan kepada Wahyono Triwidodo yang katanya teknisi printing.
Ditangan Triwidodo mesin printing milik Harun bukannya selesai diperbaiki namun malah ditawarin tukar tambah dengan mesin printing milik Triwidodo dan Harun harus menambah 6 juta.
Kesepakatan berlanjut mesin milik Harun ditukar dengan milik Triwidodo dan seketika di kasih panjer 2,5 juta oleh Harun dan sisanya dibayar kalau mesin sudah bisa jalan.
Lagi-lagi apes menimpa Harun, mesin printing dari Triwidodo ternyata juga rusak dan harus mengganti printheadnya, dan sambil menunggu onderdil mesin, mesin dibawa kerumah Triwidodo di kawasan Grand Depok City Blok C No. 2, dan Harun harus menelan pil pahit menunggu bisnisnya belum jalan sampai kontrakan Ruko yang digunakan untuk aktifitas habis di tahun 2018.
Sementara setelah dirasa masa perbaikan menginjak 2 bulan, betapa kagetnya Harun saat melihat mesin printingnya tergeletak di samping rumah Triwidodo layaknya sampah, tanpa pikir panjang Harun mengambil mesinnyandan dibawa ke kontrakan baru di Bojonggede.
Dari sinilah Harun merasa dirinya tertipu oleh iming-iming bisnis printing, hal ini dikuatkan oleh larinya Triwidodo dari kontrakannya di perumahan GDC tidak bertanggung jawab atas barang rusak yang diberikan kepada Harun dan lsbih mengagetkan lagi ternyata Triwidodo juga sering dicari orang. (ria).
